Tata Pamong TI, Bagian Terpadu Perusahaan

Penerapan Teknologi Informasi (TI) di perusahaan-perusahaan di Indonesia telah semakin meningkat. Tantangannya adalah bagaimana menjadikan solusi TI itu mampu dioptimalkan untuk mencapai berbagai tujuan bisnis. Tak jarang kehadiran seorang direktur TI atau departemen TI di suatu perusahaan lebih dilihat sebagai sesuatu yang tak begitu penting. Selain menambah jumlah SDM, meningkatkan nilai investasi dan tentu biaya operasional, juga membikin pusing kalau sistem yang dibangun tak berjalan dengan baik.

Di sisi lain, banyak juga kalangan pimpinan puncak perusahaan merasa bahwa bisnisnya akan tetap dapat berjalan dan memberi keuntungan yang baik, meskipun ia tak menerapkan TI. Pandangan semacam itu, yang seringkali menjadi hambatan bagi upaya mengoptimalkan kegiatan bisnis untuk mencapai tujuan-tujuan bisnis yang diinginkan, meskipun TI sesungguhnya dapat membantunya.

Salah satu contoh, ketika teman saya, sebut saja Roni, direktur TI yang berpengalaman bertahun-tahun, pindah kerja ke suatu perusahaan minuman ringan. Pimpinannya, semula, tak tahu mengapa perusahaannya memerlukan orang seperti Roni ini. Seperti diucapkan atasannya itu, bahwa perusahaan sesungguhnya tetap dapat menjual minuman ringannya tanpa menggunakan komputer atau sama sekali tak memerlukan dukungan TI.

“Saya katakan ke pimpinan bahwa hal itu mungkin benar, tapi sebagai direktur TI, saya dapat membantu orang-orang di bagian penjualan mampu menjual minuman ringan lebih banyak dengan menggunakan komputer,” ujar Roni. Empat tahun lalu, perusahaan memiliki kurang dari 40 komputer dan dua server.

Sekarang ini, perusahaan menggunakan lebih dari 250 komputer dan 12 server, dan nilai penjualannya jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Boleh dikatakan, saat ini, perusahaaan tidak dapat berfungsi tanpa komputer. TI telah menjadi kebutuhan utama bisnis. Namun, sebagaimana aspek-aspek bisnis lainnya yang mendukung keberhasilan perusahaan, TI harus ditangani secara tepat.

Beberapa tahun belakangan ini, tampaknya departemen TI merupakan satu-satunya departemen yang unggul dalam peningkatan kebutuhan teknologi perusahaan. “Karenanya, kini kami memcoba meyakinkan departemen-departemen lain di perusahaan bahwa kami dapat memberi mereka banyak perangkat yang mudah digunakan yang akan semakin memudahkan pekerjaan mereka”, tambah Roni.

Saat ini, boleh dikata departemen lain seringkali memimpin pembangunan proyek-proyek TI yang sangat penting. Dengan begitu, pekerjaan CIO menjadi sangat strategis, yakni bagaimana menyelaraskan antara tujuan bisnis dengan strategi bisnis dari seluruh organisasi perusahaan melalui pemanfaatan TI. Karenanya, tata-pamong TI (IT governance) tidak bisa lagi dipisahkan, melainkan harus menjadi bagian integral suatu perusahaan.

Tata-pamong TI
Tata-pamong TI suatu perusahaan sangat terkait dengan tanggung jawab dan tindakan pengurus dan manajemen eksekutif (CIOs). Mereka bertanggung jawab terhadap arah strategi perusahaan, memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat tercapai dan berbagai sumber daya perusahaan telah dimanfaatkan dengan tepat. Tata-pamong TI membutuhkan pengaturan yang tepat untuk memadukan strategi TI dan pemanfaatan sumberdaya TI guna memberikan keuntungan yang kompetitif bagi perusahaan. Sederhananya, tata-pamong TI menggunakan prinsip-prinsip tata-pamong perusahaan terhadap departemen TI.

Menyadari bahwa TI terkait dengan semua aspek bisnis perusahaan, maka tata-pamong TI harus dilihat sama nilai pentingnya dengan standar pengelolaan bisnis. Tata-pamong Ti yang efektif mampu menghasilkan keuntungan-keuntungan bisnis yang nyata, misalnya reputasi, kepercayaan, dan pangsa pasar. Hal itu mampu menurunkan risiko manajemen.

Perkembangan bisnis yang sangat cepat dewasa ini seringkali membutuhkan pengambilan keputusan yang juga cepat, yang berdasarkan pada data penjualan dan kecenderungan pasar. Keputusan-keputusan itu tidak bisa dibuat jika sistem yang menyediakan data dan informasi tersebut tidak berjalan baik. Selain itu, karyawan yang seringkali membrowsing situs web yang tidak sesuai dengan tanggungjawab pekerjaanya atau mengirim e-mail yang aneh-aneh misalnya, justru dapat secara dramatis berdampak terhadap reputasi perusahaan selama bertahun-tahun. /Insa

0 comments: