E-Learning: Perlu Komitmen dan Visi Yang Jelas

Membangun e-learning, saat ini, bukan saja sangat dimungkinkan, melainkan sudah banyak dilakukan karena semakin banyak yang membutuhkan, baik di lingkungan pendidikan maupun perusahaan. Bagi kalangan pendidikan, e-learning merupakan suatu peluang baru untuk memungkinkan semakin banyak orang yang berkesempatan untuk menikmati pendidikan, suatu pola peningkatan pengetahuan yang bersifat terstruktur dan dimanfaatkan secara luas dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (ICT, Information and Communication Technology). E-learning dapat juga digunakan sebagai media penyebarluasan kesempatan meraih pendidikan bagi kalangan yang lebih luas dan dapat diakses kapan saja, di mana saja akses untuk itu tersedia. Bagi kalangan perusahaan, e-learning semakin memungkinkan banyak orang yang bisa ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilannya, meskipun mereka tidak berada di satu lokasi tertentu meski masih dalam lingkungan perusahaan yang sama. Misalnya perusahaan yang memiliki banyak kantor cabang, sehingga meskipun pendidikan itu diselenggarakan di kantor pusat, kalangan karyawan yang berada di berbagai kantor cabang pun dapat memperoleh pendidikan atau pelatihan yang sama tanpa harus hadir di kantor pusat. Peluang ini sangat mungkin diraih, meski untuk itu diperlukan perangkat, sistem dan konten bahan ajar yang akan digunakan oleh peserta pendidikan atau pelatihan. Persiapan untuk menyelenggarakan e-learning ini tentunya membutuhkan suatu perencanaan yang matang, baik dari segi visi, tujuan maupun pelaksanaannya. Dengan begitu, e-learning akan dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Secara umum, e-learning dapat dikategorikan dalam berbagai bentuk kegiatan, yang umumnya berjarak-jauh, salah satunya dengan memanfaatkan Internet sebagai tools pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. Dalam realitasnya e-learning dapat dikategorikan dalam berbagai kegiatan, antara lain kursus, pendidikan informal, pendidikan campuran, komunitas, Knowledge Management (KM), pendidikan dalam jaringan atau kelompok, dan pendidikan berbasis kerja (work-based learning – EPSS), yang semuanya dilakukan secara jarak jauh. Namun, persepsi e-learning yang sekarang ini umum difahami adalah bagaimana menyelenggarakan suatu pendidikan jarak jauh berbasis Internet, Web dan Multimedia. Pendidikan yang banyak menggunakan perangkat komunikasi modern untuk memperluas kemungkinan banyak orang yang terlibat dalam proses peningkatan pengetahuan. Meskipun sebenarnya, masih terbuka peluang lainnya yang beragam yang bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan e-learning. E-learning juga dipandang sebagai suatu cara untuk memperkecil jurang (gap) antara mereka yang memiliki akses luas terhadap pendidikan dan pelatihan dengan mereka yang kurang atau belum memiliki akses. E-learning juga memungkinkan banyak orang memperoleh kesempatan meningkatkan pengetahuannya melalui akses yang dipakai bersama, misalnya dalam lingkungan sekolah, dan komunitas masyarakat dalam satu community center, dan sebagainya. E-learning juga memungkinkan orang-per-orang untuk memiliki akses belajar jarak jauh tanpa harus hadir di suatu ruang belajar tertentu. E-learning juga semakin memungkinkan memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber yang beragam dari manapun di seluruh dunia, sepanjang dapat diakses melalui Internet. Dengan begitu, kalau belakangan ini ada upaya, baik dari kalangan pemerintah, perusahaan maupun lembaga lainnya, untuk membangun akses yang memungkinkan pendistribusian bahan ajar secara jarak jauh dengan memanfaatkan keunggulan Internet, ini sesungguhnya peluang dan upaya yang mestinya diperhatikan sungguh-sungguh. Mengapa? Karena ini merupakan peluang yang memungkinkan semakin banyak orang dapat menikmati proses belajar, atau menambah pengetahuan secara jarak jauh dengan biaya yang relatif murah. Apalagi kalau akses ini dapat digunakan secara cuma-cuma dan bersama untuk sejumlah orang atau peserta didik. Bagi Indonesia, tanpa berpikir muluk-muluk sebenarnya upaya untuk membangun e-learning dapat dilakukan dengan mudah. Mengapa mudah? Karena, jika ada kemauan itu semua bisa dilakukan. Bangsa ini memiliki sejumlah operator telekomunikasi dan penyedia jasa akses Internet, punya banyak sekolah dan lembaga pendidikan, punyak banyak sumber-sumber informasi, baik perusahaan, lembaga maupun media. Bertemunya akses dengan konten dari beragam sumber yang beragam itu, sebenarnya sudah merupakan potensi yang luar biasa dari upaya untuk membangun e-learning. Persoalannya, mampukah kita meneguhkan suatu komitmen untuk membangun e-learning yang sungguh-sungguh dapat dimanfaatkan masyarakat umum, terutama katakanlah terbatas untuk komunitas sekolah, yang tidak dilihat semata-mata sebagai suatu obyek bisnis. Melainkan suatu bentuk kontribusi nyata bagi pembangunan pengetahuan warga bangsa, yang nantinya akan berkontribusi bagi peningkatan pengetahuan banyak anggota masyarakat lainnya. Yang bukan tidak mungkin pula, nantinya ketika mereka secara ekonomis berkemampuan, mereka dapat memenuhi kebutuhannya meskipun untuk itu dia harus membayar. Membayar bukan menjadi masalah, jika dari pendidikan yang dilakukan melalui e-learning dapat meningkatkan keahlian dan kapabilitasnya, sehingga memungkinkan ia memperoleh pendapatan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Namun, hal itu masih menunggu adanya suatu komitmen yang kuat dari berbagai kalangan, terutama pemerintah, dalam membangun e-learning yang sesungguhnya. Bukan sebaliknya, sebagai proyek yang hanya dianggap selesai ketika proyek tersebut sudah dilaksanakan dan berjalan, meskipun dalam beberapa waktu kemudian hal itu tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Yang diharapkan adalah suatu e-learning yang sungguh-sungguh direalisasikan secara sadar, terstruktur, berdimensi luas dan bervisi jangka panjang. E-learning sebagai suatu pelaung peningkatan pengetahuan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang semakin kompetitif. Semoga!

0 comments: